Di relung ini telah kuselami
namun belum selesai ku hitung berapa jarak
Agar bisa ku pastikan
Aku tak akan kembali…
Tenggelamkan rasa saat hati ini kau sakiti..
Sempat kuhitung karang tanpa ingin ku patahkan..
Terlalu indah panorama di dalamnya…
Ikan-ikan pun senandungkan lagu cinta…
Tapi Saling memangsa bukanlah demi cinta..
Untuk itu aku menutup rasa..Saat kau kembali…
Karena cerita lalu.. telah menjadi sebuah buku…
Biar kusimpan di laci yang terkunci…-selamanya..
Gemercik yang damai tak terdengar…
Hening tanpamu memang membuat ku lari dari lautan..
Mendaki gunung mencari gemerisik dedaunan..
Sang penghibur sejati yang tak akan mati…
Selamat tinggal masa lalu..
Seberkas cahaya pun menelusup diantara celah daun cemara..
Tiba-tiba sampai dihatiku…
Membelai dan mengubah getaran jantung menjadi nada yang indah..
Tapi kakiku menginjak Lumpur…
Patahkan kelembutan…
Aaaaah…Benarkah keindahan hanya di hati…?
Sementara lintah-lintah ini menghabiskan darahku….
Tidak…. Tidak…
Saat wanita Membuatku terbang namun darahku ia habiskan..
itu bukanlah ketulusan…
itu bukan cinta…
Kuturuni gunung…. Kulupakan lautan..
Dengan letih…. Aku berdiri…
Ku seka tiap keringat yang menetes..
Seperti cinta yang tak ingin kusentuh lagi…
Biarkan ku tunggu disini…
Sampai cinta yang datang menyentuhku dengan tulus..
Garut…, 2009
Candra Purwanugraha