Karya: Candra Purwanugraha
Asap mengepul sebelum bias dan pecah dalam kaca
Asap mengepul sebelum bias dan pecah dalam kaca
Waktu itu kau memanja di sini, di rumah ini,..di kamar ini,
dan di ruang hatiku yang kau koyak sambil berlalu…
bahkan sempat pula kau injak-injak sebuah tulisan
diatas jalan setapak yang selalu kita lewati….
Berdua saja… tanpa harimau berkumis kucing yang manis.…
“-itu katamu…. Walau tidak kataku…. “
Cukup sudah bibirku mengering disini…
Kata cinta dan rentetan kesetiaan yang tak pernah habis..
Yang menggedor tak bisa kutahan.,
Dan mataku kini semakin basah…
Mengkristal, bergelayut dan meronta ingin ku jadikan mimpi…
Agar saat terbangun…, setiap pagi mentari itu tetap sama….
Tetap hangat bersama senandungmu….
Bersama ribuan pipit di ranting-ranting pohon jambu..
Letakan saja semua cerita di dinding kamar kita…
Dalam bingkai jati dari hutan syarat makna…
Agar sempat kita ingat arti mencinta…
Hiasi dengan bunga terindah dari taman tempat kita bertemu…
Karena arti perpisahan,…
Sudah terjawab saat kumbang mengecupnya di taman itu…
Walau ku tau, sebuah nada tak akan mampu membuatmu kembali ada…