Ada sebaris kata yang telah kita tulis..
Kata-kata cinta yang selalu kita nikmati…
Beberapa hurup pun sempat tertinggal
dalam segaris senyuman mu kala itu
Tahu kah kamu…
Tak ada abjad yang membuatku bergelora selain kerinduan…
Dan kehilanganmu, perlahan ku senandungkan..
Dalam lagu yang biasa kita nyanyikan..
Kau bidadari pada masanya…
Dimana sebuah canda mengalahkan arti bunga..
Walau sebening embun senyumanmu…
Tetap saja kalbumu masih ku tunggu…
Lebih bening… hingga ketulusan menjadi telanjang
Di mata kita…
Kenapa semua berlalu…??
Itu selalu ku tanyakan pada rembulan…
Walau diam, tetap aku teriakan padanya…
Rumput pun tertawa….
Angin menggoda…
Jelas sudah
Semesta mengungkap hikmah tentang cinta yang berlalu…
Walau sebenarnya masih kucari…
Tapi bunga yang berguguran..,
Es yang mencair…,
Cukup menuliskan arti di dadaku…
Bahwa tak ada yang abadi, dan semua akan berlalu…
Heeeiy…
”Jangan menangis karena cinta,,,”
Demikian bisik rembulan…
Biarkan cinta memukulmu
Karena sebenarnya itu bukan pukulan
Melainkan pijatan yang akan membuat tubuhmu semakin nyaman…
Bercintalah….. Wahai kawan…
Dan berkaca pada Alam…